"AL - WAHN PENYAKIT BERBAHAYA"
KUTBAH JUMAT MASJID RAUDLOTUSSHOLIHIN
Karangjoho Mojo Andong Boyolali
Oleh : H. Anshor Budiyono
Ma’asirolmuslimin
rohimakumullah
Sebagaimana kita maklumi bersama,
bahwa saat ini negri kita dalam kondisi keprihatinan di karenakan adanya wabah
penyakit yang sampai saat ini masih melanda negri kita ini.wabah yang sudah
nencapai tahapan pandemic yakni cakupan wabah yang sudah sedemikian meluas,
tidak hanya satu Negara, bahkan benua dan dunia banyak terjangkiti wabah
tersebut. Efek dari yang di timbulkan oleh pandemic ini sangatlah berat. Sector
ekonomi terpuruk,banyak orang hilang pekerjaan dan mata penjcaharianya. Belum
lagi kegiatan di sector peningkitan kualitas keimanan seperti pengajian,
istighosah, mujahadah yang sifatnya interaksi social dengan mendatangkan orang
banyak menjadi terbatasi. penyakit tersebut adalah “corona” atau Covid 19.
Maasyirol
muslimin rohimakumullah
Corona adalah suatu penyakit yang
membahayakan, oleh karenanya perlu kita waspadai, mengedepankan prokes
(protocol kesehatan) seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker,
menjaga jarak adalah sebuah keniscayaan yang harus kita upayakan.
Akan tetapi, sejatinya rosulullah 14
abad yang lalu telah mengingatkan kepada kita akan adanya suatu penyakit yang
lebih berbahaya. Yakni penyakit “al wahnu”. Kalau coronya berdampak kepada “fisik”
orang yang terjangkiti sampai bias mengakibatkan kematiaan orang tersebut, kalau
orang tersebut dalam kondisi beriman kepada Allah SWT dalam kematian yang di
sebabkan oleh corona tersebut, maka orang tersebut dikatagorikan mati syahid
khusnul kotimah wa daholal jannah. Sebagaimana sabda rosulullah SAW:
وَمَنْ مَاتَ فِي
الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ (رواه مسلم)
“Siapa yang mati karena suatu wabah penyakit, juga syahid” (HR.
Muslim)
penyakit al wahn jauh lebih berbahaya. Jika seorang muslim
meninggal akibat Corona, ia mendapat ganjaran mati syahid. Namun, jika
seseorang meninggal terjangkit penyakit ini maka ia akan merugi besar kecuali
ia bertobat sebelum wafatnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى
عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ
قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ
غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ
الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ
قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا
وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْت. ِ
"Hampir saja para umat (yang
kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka
berkumpul menghadapi makanan dalam piring. Kemudian seseorang bertanya,
'Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?' Rasulullah
bersabda, "Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai
sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada
hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian 'Wahn'. Kemudian
seseorang bertanya, 'Apa itu 'Wahn?' Rasulullah berkata, "Cinta dunia dan
takut mati." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Secara
bahasa, Wahn bermakna lemah baik secara materi atau
maknawi. Wahn juga bisa diartikan Jubn (takut atau pengecut).
Penyakit ini memiliki dua virus berbahaya, yaitu.
I.
Hubbud-dunya (Cinta Dunia)
Cinta dunia berarti lebih
mementingkan dunia daripada kehidupan akhirat yang dijanjikan Allah Ta'ala. Dia
akan mengagumi dunia dan mencintai kemewahan. Yang ada di hatinya hanya
bagaimana mengejar harta, tahta, syahwatnya, rumah mewah, kendaraan dan uang.
Rosulullah SAW bersabda :
حب الدنيا رأس كل خطيئة
Artinya: “Cinta dunia adalah pangkal dari semua kesalahan”. (Jami`ul `Ulum wal Hikam, jilid 3 hlm. 203).
Cinta dunia yg tidak terkendali
menjadi biang keladi kesalahan.
Semua kejahatan bermula dari cinta
dunia seperti korupsi bermula dari cinta uang dan ingin hidup mewah. Ketika
diberi amanah jabatan, dia berpikir bagaimana menumpuk kekayaan, bukan
mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya. Perampokan juga bermula dari cinta
uang. Pemerkosaan juga bermula dari cinta wanita dan syahwat. Merasa kekal di
dunia, suka menumpuk harta, selalu mencari kekayaan, kedudukan dan popularitas.
Ketika virus cinta dunia ini menjangkiti seseorang, ia akan menempuh segala
cara untuk mendapatkan sesuatu. Tak peduli haram dan halal, ia menjadi rakus,
tamak dan curang dalam bermuamalah. Mereka tergila-gila mencintai dunia,
padahal dunia itu pasti ditinggalkan. Allah Ta'ala berfirman: "...Dan kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Surah Al- Hadid:
ayat 20)
II.
Karohiyatul Maut (Takut Mati).
Allah SWT berfirma:
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ
مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Kematian
adalah sunnatullah yang menjadi ketetapan Allah Ta'ala. Takut mati
adalah tidak percaya adanya kehidupan setelah mati sehingga menyebabkan
tergadainya aqidah. Hidupnya dihabiskan untuk bersenang-senang tanpa menyiapkan
bekal akhirat. Ia larut menikmati dunia dan sibuk memuaskan syahwatnya. Orang
yang takut mati, hatinya akan bergantung dengan dunia sehingga sulit memandang
kebenaran akhirat. Dia tidak percaya janji Allah dan peringatan Rasul-Nya.
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat
sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan
dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya". (QS Ali Imran: ayat 185).
Maasyirol mulimin rohimakumullah
Sejatinya islam tidak melarang
umatnya untuk memikirkan urusan duniawi. Tetapi kesimbanganlah yang di
seyogyakan dalam islam. Tidak hanya mengurusi keduniawiyaan saja dengan mengabakan
urusan akherat, hanya mengurusi akherat saja sehingga kewajiban duniawinya
menjadi terabaikan, akan tetapi yg benar adalah selaras dan berimbang antara
urusan dunia dan akherat.
Rosulullah bersabda:
اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا
واعمل لآخرتك كأنك تم
وت غدا
i’mal li dunyāka kaannaka
ta’īsyu abadan, wa’mal li ākhiratika kaannaka tamūtu ghodan
“Beramallah untuk duniamu
seolah-olah engkau hidup selamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah
engkau mati esok.”
Kemudian,
apa yang harus kita lakukan agar kita terhindar dari penyakit “al wahn” ini?
1.
Menjaga kualiatas keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah swt
Mengerjakan semua perintahNya seperti sholat, puasa,
zakat tanpa memilah dan memilih perintahnya adalah kewajiban yang harus kita
laksanakan. Sedangkan menjahui larangaNya seperti mengintimidasi, mencuri dan
lainsebagainya harus di hindari.
Jika Corona merupakan penyakit yang
mematikan fisik manusia, maka Wahn adalah penyakit yang mematikan hati manusia
(sumber segala kejahatan). Untuk menangkal penyakit Wahn ini bisa dibentengi
dengan kekuatan iman. Kita senantiasa menjaga iman kita dimanapun berada dan
kapanpun. Waspada terhadap godaan godaan duniawi yg menjerumuskan, mengasah
kepekaan hati terhadap hal hal yg subhat hingga maksiat. Dan tentunya selalu
introspeksi diri serta memperbaiki diri jika berbuat kesalahan.
2.
Dzikrul
maut /mengingat kematian
Rosulullah bersabda :
ﺃَﻛْﺜِﺮُﻭﺍ ﺫِﻛْﺮَ ﻫَﺎﺫِﻡِ
ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍﺕِ ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu
kematian” (HR. Tirmidzi).
Disamping itu agar mempersiapkan
diri (beramal) sebelum kematian merupakan kekuatan agar tidak terjangkit
penyakit Al-Wahn. Meyakini bahwa hidup hanya sementara, maka tidak ada pilihan
kecuali beramal saleh menjalankan syariat Allah dan sunnah Nabi-Nya. Kemudian
setiap muslim perlu memahami kembali fondasi keimanannya bahwa tujuan hidup
manusia ialah mengabdi (menyembah) hanya kepada Allah Ta'ala semata.
"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku". Demikian firman Allah dalam Al-Qur'an. (Q.S. Adz Dzariyat :
56).
3. Amar makruf nahimungkar
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ
يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ
ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada
segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf,
dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 104)
Saling mengingatkan dengan mengajak
kepada kebenaran dan mencegah dari keburukan serta kejahatan adalah hal penting
yang harus dilakukan setiap manusia, sehingga akan melindungi kita semuanya
dari perbuatan yang merugikan dan merusak masyarakat luas.
4. Memperluas kasanah intlektual.
Sabda Rasulullah Saw :
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ
أَرَادَهُمَا فَعَلَيْ
هِ بِالْعِلْمِ
“Barang siapa menginginkan
kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian
akhirat, tuntulah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah
ilmu pengetahuan.
Bahkan dalam sebuah ayat Allah
berfirman:
dari al-Qur’an surah Al-Mujadilah
ayat 11;
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡ
مَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا
تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
Artinya: Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.
Ilmu adalah infestasi dunia dan
akherat yang denganya Allah memuliakan serkat mengangkat derajat orang yang
berilmu
5. Sabar dan istiqomah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153).
Hal ini merupakan senjata bagi kita
untuk senantiasa membimbing dan menguatkan langkah kita kedepan, sehingga kita
menjadi orang yang selalu dinamis untuk mewujudkan negara yang baik dan
diridhoi oleh Allah.
Mudah mudahan Allah menguatkan
langkah kita, memberikan kelancaran dan keberkahan bagi kita semua
ALMA’HADUSSALAF ZUMROTUT THOLIBIN
Post a Comment