Friday, June 25, 2021

"AL - WAHN PENYAKIT BERBAHAYA" Kutbah Jumat Masjid Raudlotussholihin oleh H. Ansor Budiyono

 


"AL - WAHN PENYAKIT BERBAHAYA"

KUTBAH JUMAT MASJID RAUDLOTUSSHOLIHIN

Karangjoho Mojo Andong Boyolali

Oleh : H. Anshor  Budiyono

Ma’asirolmuslimin rohimakumullah

Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa saat ini negri kita dalam kondisi keprihatinan di karenakan adanya wabah penyakit yang sampai saat ini masih melanda negri kita ini.wabah yang sudah nencapai tahapan pandemic yakni cakupan wabah yang sudah sedemikian meluas, tidak hanya satu Negara, bahkan benua dan dunia banyak terjangkiti wabah tersebut. Efek dari yang di timbulkan oleh pandemic ini sangatlah berat. Sector ekonomi terpuruk,banyak orang hilang pekerjaan dan mata penjcaharianya. Belum lagi kegiatan di sector peningkitan kualitas keimanan seperti pengajian, istighosah, mujahadah yang sifatnya interaksi social dengan mendatangkan orang banyak menjadi terbatasi. penyakit tersebut adalah “corona” atau Covid 19.

Maasyirol muslimin rohimakumullah

Corona adalah suatu penyakit yang membahayakan, oleh karenanya perlu kita waspadai, mengedepankan prokes (protocol kesehatan) seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak adalah sebuah keniscayaan yang harus kita upayakan.

Akan tetapi, sejatinya rosulullah 14 abad yang lalu telah mengingatkan kepada kita akan adanya suatu penyakit yang lebih berbahaya. Yakni penyakit “al wahnu”. Kalau coronya berdampak kepada “fisik” orang yang terjangkiti sampai bias mengakibatkan kematiaan orang tersebut, kalau orang tersebut dalam kondisi beriman kepada Allah SWT dalam kematian yang di sebabkan oleh corona tersebut, maka orang tersebut dikatagorikan mati syahid khusnul kotimah wa daholal jannah. Sebagaimana sabda rosulullah SAW:

 وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ (رواه مسلم)

“Siapa yang mati karena suatu wabah penyakit, juga syahid” (HR. Muslim)

 

 penyakit al wahn  jauh lebih berbahaya. Jika seorang muslim meninggal akibat Corona, ia mendapat ganjaran mati syahid. Namun, jika seseorang meninggal terjangkit penyakit ini maka ia akan merugi besar kecuali ia bertobat sebelum wafatnya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْت. ِ

"Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring. Kemudian seseorang bertanya, 'Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?' Rasulullah bersabda, "Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian 'Wahn'. Kemudian seseorang bertanya, 'Apa itu 'Wahn?' Rasulullah berkata, "Cinta dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Secara bahasa, Wahn bermakna lemah baik secara materi atau maknawi. Wahn juga bisa diartikan Jubn (takut atau pengecut). Penyakit ini memiliki dua virus berbahaya, yaitu.

I. Hubbud-dunya (Cinta Dunia)

Cinta dunia berarti lebih mementingkan dunia daripada kehidupan akhirat yang dijanjikan Allah Ta'ala. Dia akan mengagumi dunia dan mencintai kemewahan. Yang ada di hatinya hanya bagaimana mengejar harta, tahta, syahwatnya, rumah mewah, kendaraan dan uang.

Rosulullah SAW bersabda :

حب الدنيا رأس كل خطيئة

Artinya: “Cinta dunia adalah pangkal dari semua kesalahan”. (Jami`ul `Ulum wal Hikam, jilid 3 hlm. 203).

Cinta dunia yg tidak terkendali menjadi biang keladi kesalahan.

Semua kejahatan bermula dari cinta dunia seperti korupsi bermula dari cinta uang dan ingin hidup mewah. Ketika diberi amanah jabatan, dia berpikir bagaimana menumpuk kekayaan, bukan mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya. Perampokan juga bermula dari cinta uang. Pemerkosaan juga bermula dari cinta wanita dan syahwat. Merasa kekal di dunia, suka menumpuk harta, selalu mencari kekayaan, kedudukan dan popularitas. Ketika virus cinta dunia ini menjangkiti seseorang, ia akan menempuh segala cara untuk mendapatkan sesuatu. Tak peduli haram dan halal, ia menjadi rakus, tamak dan curang dalam bermuamalah. Mereka tergila-gila mencintai dunia, padahal dunia itu pasti ditinggalkan. Allah Ta'ala berfirman: "...Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Surah Al- Hadid: ayat 20)

 

II. Karohiyatul Maut (Takut Mati).

Allah SWT berfirma:

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ

 Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Kematian adalah sunnatullah yang menjadi ketetapan Allah Ta'ala. Takut mati adalah tidak percaya adanya kehidupan setelah mati sehingga menyebabkan tergadainya aqidah. Hidupnya dihabiskan untuk bersenang-senang tanpa menyiapkan bekal akhirat. Ia larut menikmati dunia dan sibuk memuaskan syahwatnya. Orang yang takut mati, hatinya akan bergantung dengan dunia sehingga sulit memandang kebenaran akhirat. Dia tidak percaya janji Allah dan peringatan Rasul-Nya. "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya". (QS Ali Imran: ayat 185).

Maasyirol mulimin rohimakumullah

Sejatinya islam tidak melarang umatnya untuk memikirkan urusan duniawi. Tetapi kesimbanganlah yang di seyogyakan dalam islam. Tidak hanya mengurusi keduniawiyaan saja dengan mengabakan urusan akherat, hanya mengurusi akherat saja sehingga kewajiban duniawinya menjadi terabaikan, akan tetapi yg benar adalah selaras dan berimbang antara urusan dunia dan akherat.

Rosulullah bersabda:

اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا واعمل لآخرتك كأنك تم

وت غدا

i’mal li dunyāka kaannaka ta’īsyu abadan, wa’mal li ākhiratika kaannaka tamūtu ghodan

“Beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau hidup selamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau mati esok.”

 

Kemudian, apa yang harus kita lakukan agar kita terhindar dari penyakit “al wahn” ini?

1.      Menjaga kualiatas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt

Mengerjakan semua perintahNya seperti sholat, puasa, zakat tanpa memilah dan memilih perintahnya adalah kewajiban yang harus kita laksanakan. Sedangkan menjahui larangaNya seperti mengintimidasi, mencuri dan lainsebagainya harus di hindari.

Jika Corona merupakan penyakit yang mematikan fisik manusia, maka Wahn adalah penyakit yang mematikan hati manusia (sumber segala kejahatan). Untuk menangkal penyakit Wahn ini bisa dibentengi dengan kekuatan iman. Kita senantiasa menjaga iman kita dimanapun berada dan kapanpun. Waspada terhadap godaan godaan duniawi yg menjerumuskan, mengasah kepekaan hati terhadap hal hal yg subhat hingga maksiat. Dan tentunya selalu introspeksi diri serta memperbaiki diri jika berbuat kesalahan.

2.      Dzikrul maut /mengingat kematian

Rosulullah bersabda :

ﺃَﻛْﺜِﺮُﻭﺍ ﺫِﻛْﺮَ ﻫَﺎﺫِﻡِ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍﺕِ ‏ ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian” (HR. Tirmidzi).

 

Disamping itu agar mempersiapkan diri (beramal) sebelum kematian merupakan kekuatan agar tidak terjangkit penyakit Al-Wahn. Meyakini bahwa hidup hanya sementara, maka tidak ada pilihan kecuali beramal saleh menjalankan syariat Allah dan sunnah Nabi-Nya. Kemudian setiap muslim perlu memahami kembali fondasi keimanannya bahwa tujuan hidup manusia ialah mengabdi (menyembah) hanya kepada Allah Ta'ala semata. "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". Demikian firman Allah dalam Al-Qur'an. (Q.S. Adz Dzariyat : 56).

     3. Amar makruf nahimungkar

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ

 ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 104)

Saling mengingatkan dengan mengajak kepada kebenaran dan mencegah dari keburukan serta kejahatan adalah hal penting yang harus dilakukan setiap manusia, sehingga akan melindungi kita semuanya dari perbuatan yang merugikan dan merusak masyarakat luas.

4. Memperluas kasanah intlektual.

Sabda Rasulullah Saw :

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْ

هِ بِالْعِلْمِ

“Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntulah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan.

Bahkan dalam sebuah ayat Allah berfirman:

dari al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11;

يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡ

مَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ  

Artinya: Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.

Ilmu adalah infestasi dunia dan akherat yang denganya Allah memuliakan serkat mengangkat derajat orang yang berilmu

5. Sabar dan istiqomah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153).

Hal ini merupakan senjata bagi kita untuk senantiasa membimbing dan menguatkan langkah kita kedepan, sehingga kita menjadi orang yang selalu dinamis untuk mewujudkan negara yang baik dan diridhoi oleh Allah.

Mudah mudahan Allah menguatkan langkah kita, memberikan kelancaran dan keberkahan bagi kita semua

ALMA’HADUSSALAF ZUMROTUT THOLIBIN


Post a Comment

ZUMROTUT THOLIBIN

...

Whatsapp Button works on Mobile Device only